Pada rubrik Musik Ibadah Gerejawi kali ini, kita akan mengetengahkan beberapa pola musik
penyembahan yang lazim
(umum) dipakai pada ibadah gerejawi.
“ I, II, III, IV, dst..” maksudnya: akord tingkat ke “….”. Miaslkan “IV”, berarti akord tingkat ke-4. Misalkan jika lagu tersebut dimainkan pada akord C (c = do), berarti, akord tingkat I –nya adalah C, tingkat II adalah D, akord tingkat IV-nya adalah F, dst.
Berikut pola-pola akord music penyembahan yang sederhana, yang lazim dipakai pada music Ibadah gerejawi.
Pola-pola diatas dapat dikembangkan, seperti halnya
penulis pernah memainkannya bersama teman-teman di Gereja Injili Karo Indonesia(GIKI) - Medan ;dengan mengkolaborasikannya
dengan beberapa instrumen musik tradisional Karo, seperti: Kulcapi(kecapi karo)
Surdam, ataupun belobat (flute Karo yang terbuat dari bambu),
gendang singindungi dan singanaki, mangkuk, keteng-keteng, gung, dll.
Atau dalam istilah musik tradisional Karo disebut:
"Gendang Telu Sedalinen; Lima - se(sada-) perarihen."
Keterangan:
- Setiap beralih(pindah) dari satu variasi ke variasi yang lainnya dipancing dengan akord tingkat V – nya.
- Untuk beralih ke variasi penutup dari variasi ke V; dipancing dengan memainkan Bar II dan II baru kemudian masuk ke variasi penutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar